Nostalgia Bulan Madu di Karimunjawa

Ada satu pertanyaan yang suka saya ajukan ke teman-teman yang suka jalan-jalan atau travelling ke tempat wisata untuk menikmati alamnya. β€œKamu anak gunung atau anak pantai?” Lebih suka liburan trekking naik-naik gunung atau jalan-jalan barefoot di atas pasir dan berenang-renang cantik?

Saya cenderung jadi seorang anak pantai. Ingatan saya tentang pesona putihnya pasir pantai, biru dan misteriusnya air laut rasanya dimulai sejak saya tinggal di Kota Ambon waktu kecil dulu, sekitar kelas 2 sampai kelas 4 SD.

Di sana saat itu hiburannya selain melihat Patung Christina Martha Tiahahu dan Pattimura ya pantai, tidak terlau jauh dari tengah kota tempat keluarga kami tinggal, dan pantainya bagus-bagus banget. Saya masih ingat beberapa nama pantainya; ada Pantai Natsepa, Pantai Liang, dan yang seingat saya paling megah saat itu Pantai Pintu Kota dengan karang bolong-nya.

Pantai Pintu Kota, Ambon, Maluku. Sumber foto: wikipedia.org

Tiga tahun terbiasa main di pantai, mungkin itu yang membuat saya sampai saat ini selalu suka dengan pantai. Kalau dihadapkan pada pilihan mau liburan di daerah pantai atau di pegunungan, otomatis saya lebih memilih pantai untuk wisata Indonesia. Padahal main di pantai dan laut kan panas ya, sedangkan saya anaknya pecinta dingin banget sebetulnya.

Ada beberapa pertimbangan pribadi saya sih kenapa lebih memilih pantai. Pertama, saya tinggal di Kota Bogor. Jadi kalau pengen yang dingin-dingin itu rasanya lebih mudah dan murah main ke daerah Puncak. Hahaha … mainstream banget ya. Bisa hunting foto hewan di Taman Safari Indonesia sekalian menginap di Rumah Pohon, glamping di Melrimba Garden, atau staycation di Papof Bed & Breakfast di Cisarua. Kalau lebih suka yang sedikit adventurous bisa ikutan tea walk di perkebunan teh Gunung Mas, atau naik paralayang di Bukit Gantole. Sayangnya saya tidak se-adventurous itu πŸ˜€

Kedua, saya ngga biasa trekking atau naik gunung; menurut saya kok effort banget buat turis manja macam saya ini. Harus punya alas kaki khusus, nggandol backpack besar mendaki gunung lewati lembah, ngediriin tenda, tidur kedinginan di dalam sleeping bag, belum lagi kalau ketemu serangga atau hewan buas. Butuh stamina tinggi juga kan untuk trekking. Pokoknya banyak ngerinya kalau buat saya πŸ˜€

Honeymoon Pertama di Karimunjawa

Saking sukanya saya liburan ke laut dan pantai, ke sanalah saya mengajak suami pergi untuk honeymoon pertama kami. Setelah menikah, saya dan suami ngga langsung pergi bulan madu karena pertimbangan satu dan lain hal. Niat liburan sekalian honeymoon baru terlaksana setelah mudik lebaran pertama kami ke Semarang menjelang akhir 2011.

Setelah selesai urusan lebaran, dari Semarang kami naik mobil sampai ke Jepara, lalu menginap semalam di hostel murah meriah seratus ribuan. Paginya kami menitipkan mobil di parkiran pelabuhan dan naik kapal ferry besar untuk berlayar menuju Karimun Jawa. Belakangan baru kami tahu sebetulnya bisa juga naik kapal cepat dari Semarang ke Karimun Jawa tapi harganya jauh lebih mahal dibandingkan naik ferry.

Di kapal fery menuju Karimunjawa, mencoba menikmati 6 jam pelayaran πŸ˜€

Perjalanan melaut sekitar 6 jam diisi dengan usaha untuk tidur tapi ngga bisa-bisa karena kami duduk di kursi fiber yang keras seperti di metromini dan di sekitar kami pun banyak banget penumpang lain yang duduk di lantai karena ngga kebagian kursi. Jadi mau meregangkan badan juga susah takut nyepak penumpang lain hehe..

Nah berhubung ini ceritanya honeymoon, saya dan suami sepakat untuk menyewa 1 kapal di Karimun Jawa secara eksklusif untuk kami berdua saja. Berasa songong waktu di dermaga Karimun Jawa pagi-pagi mau berangkat island hopping, saat kapal-kapal lain dipenuhi turis – sekitar 10-12 Β orang per kapal mungkin ya, kapal kami lengang banget karena isinya ya cuma kami berdua sama kru kapal πŸ˜€

Toean dan Njoenja Penguasa Kapal

Sewa kapal eksklusif gini enak deh karena kita lebih leluasa mengatur rute perjalanan. Eh masalah rute sih tetap menyerahkan ke nahkoda ding ya, tapi begitu nemu spot yang kami suka banget, bisa bebas berlama-lama di sana sesuka hati ngga perlu buru-buru beralih ke spot berikutnya demi memenuhi itinerary.

Menikmati Syahdunya Pantai Pasir Putih di Pulau Gleyang

Salah satu spot favorit saya waktu itu adalah Pulau Gleyang. Untuk pertama kalinya saya menginjakkan kaki di pantai berpasir putih yang sangat landai, sangat luas, dan sangat tenang. Just standing there with the water level below my knees was sooooo satisfying.

Pulau Gleyang – Karimunjawa

Berenang Bareng Hiu di Pulau Menjangan Besar

Di Karimun Jawa juga pertama kalinya saya merasakan serunya berenang bareng hiu di penangkaran hiu Pulau Menjangan Besar. Saat itu hanya ada satu keluarga lain sekalin kami yang masuk ke penangkaran hiu. Butuh waktu agak lama untuk saya dan suami sampai akhirnya memberanikan diri masuk ke air dan bercengkerama dengan hiu-hiu itu πŸ˜€

Awalnya melipir di pinggiran sambil mengawasi gerakan hiu, belum berani beranjak ke tengah
Akhirnya berani juga jalan ke tengah. Sebetulnya malah hiu-nya berenang menjauhi kita πŸ˜€

Di tempat itu memang diperbolehkan untuk pengunjung turun ke air (asal ngga lagi berhalangan ya) dan berenang bersama hiu karena hiu-nya sudah jinak sehingga tidak membahayakan.

Di dalam air pun saya nggak yang berenang juga sih. Jalan mlipir pelan-pelan saja sambil berdoa supaya ngga disamperin hiu. Tapi sepertinya mereka juga anteng aja kok berenang-renang santai agak menjauh dari manusia. Mungkin kondisi kenyang ya sudah dikasih makan sama pengelola penangkaran, alhamdulillah.

Makan Siang Ternikmat Sedunia

Makan siang selama island hopping di Karimun Jawa menjadi salah satu makan siang ternikmat sepanjang hidup saya. Bayangin deh, tepat di pantai kru kapal mencuci ikan segar dan membersihkan sisiknya dengan air laut, kemudian membakar ikan di pembakaran yang diset-up di atas pasir juga. Lalu kami makan ikan bakar bareng-bareng dengan nasi hangat dan sambel yang maknyus banget di bawah rindang pohon tepi pantai.

Membersihkan ikan pakai air laut. Udah ngga perlu digaremin lagi nanti pas masak hohoho

Pose bakar ikan
Inilah salah satu pengalaman makan siang kami yang ternikmat sedunia

Selain makanannya enak, suasananya mendukung banget deh. Sampai sekarang kalu saya sama suami lagi nostalgia liburan ke Karimun Jawa, bagian makan ikan bakar itu ngga pernah terlewat untuk dibahas πŸ˜€


Wow and that was 7 years ago. Tentulah kami pengen balik lagi ke sana, berharap masih bertemu dengan pantai pasir putih yang bersih dan mempesona. Jujur saya agak Β males ngulangin lagi sih naik ferry besar seperti waktu itu dan terombang-ambing 6-7 jam di lautan. Waktu itu saat pelayaran pulang kembali ke Pulau Jepara, ferry kami bertarung dengan ombak yang besar. Goyangannya saat itu parah banget, sampai sepertinya 80% penumpang kapal muntah karena ngga tahan goncangan. Termasuk kami berdua hohoho…

Nah inginnya kalau ke sana lagi, pilih naik speedboat dari Semarang aja deh yang lebih cepat. Atau pakai pesawat, karena sekarang sudah ada penerbangan dari Jakarta yang turun di Dewadaru Airport di Karimunjawa. Cari tiket pesawat dan booking hotel di Karimunjawa juga sudah gampang banget di pegipegi.com.

Situ layanan reservasi online ini sudah ada sejak tahun 2012, dan berkomitmen untuk menjadi partner travelling yang fun dengan semua inspirasi dan informasi destinasi wisata yang disediakan baik di mobile app, website, dan media sosialnya.

Dengan koneksi lebih dari 7000 pilihan hotel, 30.000 rute penerbangan, juga 1600 rute kereta yang bisa dibooking lewat pegipegi.com, tentu akan memudahkan saya merencanakan perjalanan saya, termasuk untuk nanti untuk kembali berkunjung ke Karimunjawa.

Similar Posts

18 Comments

  1. Duh asiknya honeymoon di Karimunjawa, apalagi sekapal berdua doang. Eh tambah kru kapal ding.

    Karjaw emang selalu seru utk dijejahi ya mbak. Aku pun bolak-balik ke sana, msh tetep pengen balik lagi. Mau nyobain ke sana pake pesawat. Cek pegipegi dulu ah sesuai saran mbak Alma.

  2. Kalau saya harus berusaha keras nih ngebujuk suami ke pantai. Sekian belas tahun menikah, kayaknya belum ada sampai 5x jalan ke pantai. Dia mah anak gunung banget hehehe. Padahal main ke pantai kan juga enak πŸ˜€

  3. Pernah ke karimun jawa sama orang2 kantor tapi failed banget karena pas lagi musim hujan, jadi anginnya banyak & lautnya pun nyeremin hahahah, next time pengen kesini lagi pas bukan musim hujan πŸ˜€

  4. Wuih bener-bener hanimuuuuun
    ASik banget kayaknya. Aku kalau mau hanimun gini kudu nunggu Prema agak gede dulu deh hahaha
    Btw aku ngebayangin turis2 lain pada ngiri liat kapal mbak Alma dan sumi yang lengang sementara mereka desek2an hahaha

  5. Itu romantis banget makan ikan bakarnya. Aku jadi ingin ke Karimunjawa lagi.
    Pas ke Karimunjawa aku ga ngatur apa-apa tahu beres. Berarti harus sekali lagi biar bisa pilih-pilih penginapan sendiri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.