Liburan ke Labuan Bajo – Part 1

https://www.instagram.com/p/BcjVufoFjbf/?taken-by=almazia

Labuan Bajo sudah lama masuk dalam wish list destinasi liburan saya. Sejak beberapa tahun yang lalu setiap dengar kata Labuan Bajo, ada getaran dalam hati yang berharap untuk bisa segera menginjakkan kaki di sana. Tertambat hati bukan karena penasaran lihat komodo, tapi lebih karena ingin melihat keindahan pemandangan tiga pantai dari puncak Pulau Padar yang sangat khas itu.

Sekian lama masih sebatas jadi keinginan karena berbagai hal, satu tentu urusan biaya transportasi yang tidak murah dan dua karena agak kecil hati kalau harus trekking naik-naik bukit; kuatir enggak kuat hehehe…

Namanya rejeki memang ngga kemana, awal Desember ini terlaksana juga liburan ke Labuan Bajo. Alhamdulillah kekhawatiran ngga kuat trekking tidak terbukti! Meskipun dengan nafas terengah-engah dan keringat yang ngga berhenti mengucur, saya bisa juga lho sampai ke puncak Pulau Padar impian saya itu. Bahkan ngga hanya Padar, 3 bukit lainnya pun berhasil saya “taklukkan”; yaitu di Pulau Kelor, Gili Lawa Darat dan bukit kecil di dekat Pink Beach. Maaf ya kak kalau kesannya lebay, soalnya saya bukan tipe yang suka hiking (or liking any kind of sports actually) jadi yang ini tuh sudah jadi prestasi tersendiri hehehe…

Yang menarik dari liburan di Labuan Bajo, begitu banyak hal yang bisa kita nikmati. Istilahnya “menang banyak” gitu lho. Mau snorkeling atau diving? Mau bersantai di pantai yang cantik atau menantang diri trekking naik ke puncak bukit? Mau menikmati pemandangan yang indah dari bawah atau dari atas bukit? Mau bengong-bengong di kapal lihat pemandangan pulau Flores ditemani angin laut yang lembut sepoi-sepoi? Itu bisa dilakukan kalau liburan di Labuan Bajo. Bahkan selama berlayar island hopping pun kita ngga akan kehabisan pemandangan deretan perbukitan untuk dinikmati dan disyukuri.

Di laut 3 hari 2 malam, mabok laut ngga? Alhamdulillah saya enggak ^^ Aman sentosa!

https://www.instagram.com/p/BcjWLs1F043

Labuan Bajo sendiri adalah sebuah desa di Kabupaten Manggarai Barat; terletak di ujung barat pulau Flores, propinsi Nusa Tenggara Timur (NTT). Labuan Bajo merupakan titik pemberangkatan untuk pelayaran ke Pulau Komodo dan beberapa pulau dan pantai lainnya yang menjadi tujuan wisata.

Paket liburan Labuan Bajo kami kali ini berupa private trip yang diarrange oleh Be Borneo Tour dengan judul LOB alias Living on Board. Jadi selama 3 hari 2 malam kami berlayar di laut Flores mengunjungi pulau-pulau di sekitar Labuan Bajo. Di malam hari kami tidur di atas kapal yang sandar di dekat pantai. Jadi kapal itu yang menjadi rumah kami selama trip 3D2N ini.

---

Day 1 – Hari pertama Living on Board trip di Labuan Bajo bersama Be Borneo ^^ Kami dijemput di hotel de Chocolate jam 8.30 pagi untuk menuju ke pelabuhan dan mulai naik ke kapal. Oiya di trip ini grup kami ada tujuh orang yaitu saya, teman-teman blogger Rani, Salman, ibu suri Donna Imelda, serta 3 orang dari Malaysia yaitu Shamsul Bahrine, Nazirul dan travel blogger kak Lily Riani. 

KM Karunia Ilahi yang akan jadi rumah kami dalam 3 hari 2 malam ke depan ini berkapasitas 8 orang tamu. Ada 3 kamar; 2 kamar dengan masing-masing 2 tempat tidur single dan 1 kamar lagi untuk berempat dengan 2 bed double tapi double-nya kecil sih; para lelaki di grup yang kebagian kamar berempat itu akhirnya salah satunya tidur di dek karena kasurnya terlalu kecil untuk tidur berdua.

Selain peserta trip, ikut bersama kami pula mas Indra sang pemilik kapal dan kru kapal lainnya yang bertugas sebagai nahkoda, guide, dan jurumasak.

Tiap kamar dilengkapi dengan lampu, kipas angin, colokan listrik, dan tempat tidur bertingkat. Lega banget ternyata ada colokan listrik di kapal hehehe; karena saya sempat kuatir kalau-kalau tidak ada colokan listrik, nanti gimana caranya ngecharge batere kamera 😀

Ada 1 kamar mandi yang bisa dipakai bersama, ada dapurnya juga tempat koki menyiapkan makanan 3x sehari untuk kami.  Di bagian depan dek kapal ada 2 kursi panjang untuk bersantai selama pelayaran, dan di bagian tengah dek kapal merupakan area makan dengan meja dan bean bag.

Pulau Kanawa

Nahkoda membawa kami ke destinasi pertama sekitar 15km dari Labuan Bajo, yaitu Pulau Kanawa. Pulau ini tidak besar, luasnya 32 hektar saja. Hanya ada satu penginapan di pulau ini yaitu Kanawa Island Resort yang dikelola oleh seorang berkebangsaan Italia.Di sini kita bisa trekking, jalan-jalan keliling pulau, dan juga snorkeling. Yang paling berkesan untuk saya dari pulau Kanawa adalah pantai pasir putihnya yang sangat cantik.

Taka Makassar, Pulau Pasir yang Keren

Dari Pulau Kanawa perjalanan berlanjut ke sebulah pulau pasir yang bernama Taka Makasar. Pulau pasir ini kecilll banget. Kapal kami tidak bisa merapat ke tepi karena pantainya dangkal, sehingga untuk menuju Taka Makassar kami secara bergantian naik kayak fiber yang didayung oleh kru kapal.

Aktivitas utama kami di sini main air di pantai dan foto-foto. Sham, salah satu travelmate yang paling prepared untuk urusan foto-foto bawa floaties flamingo, unicorn, dan nanas yang diangkut jauh-jauh dari Malaysia 😀 We had fun and a good laugh trying to get on these floaties while trying to look good on camera hahaha…

Menikmati Sunset dan Bermalam di Gili Lawa

Sore hari kapal kami lanjut berlayar ke arah Gili Lawa. Permukaan pulau berbukit ini ditutupi rumput-rumput yang coklat karena musim kemarau sehingga terlihat tandus. Kapal akan sandar dan kami bermalam di sini. Aktivitas esok paginya adalah sunrise trekking ke puncak Gili Lawa.

Senja itu kami menikmati sunset Gili Lawa dari atas kapal. Meskipun tertutup awan, pemandangan saat matahari terbenam dan setelahnya masih sangat cantik. Setiap sekian detik warna langit berubah dengan dinamis, hingga akhirnya menjadi hitam gelap. Malam itu cukup berawan jadi tak ada bintang huhu…

Meskipun bermalam di laut, perairan di Gili Lawa Darat cukup tenang, terlindungi dari arus dan ombak sehingga saya bisa tidur dengan nyaman.

Sunrise Trekking di Gili Lawa

Hari kedua LOB kami dimulai dengan trekking ke puncak bukit Gili Lawa Darat. Rencana untuk mulai jalan pukul 04.30 pagi terlaksana agak mundur; kami jadinya mulai berjalan pukul 05.30. Bukit Gili Lawa, serupa dengan gugusan pulau dan bukit-bukit lainnya di Labuan Bajo, permukaanya merupakan sabana yang berwarna coklat dengan prentul-prentul semak berwarna hijau cerah. Dilihat dari kejauhan seperti tertutup selimut coklat bercorak hijau.

Menurut Tarsi, guide kami, sabana berwarna coklat akibat musim kemarau. Dan saat kami di sini (awal bulan Desember) sudah mulai masuk musim penghujan sehingga mulai muncul warna-warna hijau segar di permukaan bukit.

Jalur trekking Gili Lawa yang kami tempuh cukup terjal. Alhamdulillah saya sangat terbantu dengan banyaknya batu-batu besar yang dijadikan pegangan saat menaiki bukit. Perjuangan menuju puncak cukup menantang buat saya yang jarang olahraga. Rasanya setiap beberapa langkah saya dan juga beberapa teman harus berhenti sejenak mengumpulkan nafas dan meredakan detak jantung yang kencang.

Boro-boro mau motret, bawa badan aja rasanya sudah perjuangan tersendiri hehehe… Tetapi sesekali saat rehat saya mengeluarkan iPhone dan mengabadikan pemandangan di bawah yang sangat cantik. Lumayan banget untuk hiburan dan menyemangati diri sendiri agar tetap berjuang trekking ke puncak bukit. Because the very best scenery can only be enjoyed from the top.

Alhamdulillah setelah tercerai berai dalam “pendakian” selama kurang lebih 30 menit,  kami berhasil berkumpul kembali di puncak bukit. Baru deh bisa keluarin kamera betulan. Subhanallah pemandangannya sangat cantik. Lelah trekking setinggi 700-800 meter terbayarkan ^^

Baca lanjutannya yaa :

Part 2 : Pink Beach & Pulau Komodo, dan view dari Pulau Padar yang iconic itu ^^

Part 3 : Snorkeling Spot Manjarite, Ubur-ubur Pulau Sembilan, & Trekking Pulau Kelor