Jalan-jalan ke Singapura (Day 2) – Nostalgia Rumah Dinas, Sentosa Island, Deepavali Street Light Up di Little India

Setelah menghabiskan pagi hari di Haji Lane dengan sarapan dua kali (#1 makan prata di restoran India muslim Victory, #2 minum Berry Good smoothie di Limaa Cafe), saya dan Shinta lanjut jalan-jalan ke beberapa tempat.

Kami naik MRT ke Little India untuk melihat-lihat keramaian Deepavali. Di daerah Little India cukup ramai, banyak orang India-nya #eh. Setelah ngider-ngider sebentar, kami memutuskan untuk kembali ke sini malamnya karena Deepavali Street Light Up-nya baru mulai jam 7 malam.

Oiya akhirnya kami beli kartu EZ-link yang bisa dipakai naik MRT dan bus. Beli kartunya di minimarket kecil di sekitar Arab Street seharga $10 berisi saldo $5; tapi sayang tidak bisa ditop-up di situ, jadinya saya top $10 di stasiun MRT.

EZ-Link card Gudetama
EZ-Link card Gudetama, beli di convenience store $10 isinya $5. Top up $10 lagi di stasiun MRT. Karena penasaran akhirnya browsing, baru tahu kalau Gudetama itu salah satu karakter Sanrio
Keluar stasiun MRT Little India melalui gate yang ke arah Tekka Center

Tekka Centre merupakan kompleks bangunan di kawasan Little India yang terdiri dari pasar (Tekka Market), food center dan pertokoan. Tekka Market aslinya dibangun tahun 1915 di daerah yang berada di antara Hastings Road dan Sungei Road, dan dikenal dengan nama “Kandang Kerbau” (atau KK). Dalam bahasa Hokian, pasar tersebut dikenal dengan nama Tek Kia Kha, dan akhirnya diadaptasi pronounciation-nya menjadi Pasar Tekka.

Tahun 1982 pasar tersebut dibongkar dan kemudian direlokasi di area yang sekarang, kompleksnya diberi nama Zhujiao Center, versi pinyin dari Tek Kia. Ternyata nama baru Zhujiao ini sulit dibaca dan dilafalkan oleh penduduk lokal terutama yang bukan orang Cina. Pada tahun 2000 kompleks tersebut secara resmi dinamai Tekka Centre.

Dari Little India kami naik MRT lagi untuk menuju Stevens Road. Di post sebelumnya saya sudah cerita tentang salah satu tujuan saya ke Singapura adalah untuk nostalgia. Saya ngga pernah officially tinggal di sana, tapi waktu saya kuliah dulu, papa saya sempat dinas luar 2 tahun-an ditempatkan di Singapura. Jadi beberapa periode liburan kuliah saya habiskan di Singapura, tinggal di rumah dinas papa di Stevens Road itu. Masa-masa itu Marina Bay Sands belum ada 😀

Baca juga : Insta-worthy Spot di Haji Lane Singapura

Ternyata saat ini sudah ada stasiun MRT Sthttps://www.almazia.co/insta-worthy-spot-di-haji-lane-singapura/evens (dulu belum ada). Dari situ kami jalan kaki mengikuti panduan Google Maps, sampai akhirnya ketemu juga si Stevens Road dan rumah dinas papa yang dulu hehehe…

Alma was here!

Setelah numpang foto-foto sebentar di depan rumah ini (Alhamdulillah lagi sepi banget ngga ada orang :D) kami lanjut lagi jalan naik bus menuju Orchard. Di Orchard kami jalan kaki sekenanya, masuk ke Lucky Plaza, makan siang di foodcourtnya, jajan es krim roti yang dijual uncle-uncle (hampir aja mau nulis ahjussi) di pinggir jalan, just for the sake of nostalgia. Dulu saya sama adek saya pernah jajan es krim beginian, masih dengan gerobak yang kira-kira modelnya sama. Orchard didn’t change much apparently.

Jajan es krim!
Uncle penjual es krim

Urusan di Lucky Plaza selesai, kami memutuskan untuk lanjut jalan, ngebis ke Vivo City untuk kemudian nyebrang naik train ke Sentosa Island, dengan cita-cita mulia foto di depan rotating globe-nya Universal Studio Singapore hahaha…

Dari Orchard ke Vivo City lumayan jauh, pas banget kita dapat bus tingkat jadi bisa duduk di dek atas dan puas memandangi jalanan di Singapura dari atas selama perjalanan. Dari Lt 3 Mal Vivo City ada monorail khusus ke Sentosa Island, Sentosa Island Monorail Express, dengan tiket seharga $4 sudah termasuk biaya masuk ke Sentosa Island.

Di Sentosa kami ngga lama-lama, cuma muter-muter di area plaza-nya saja karena memang ngga minat masuk-masuk ke USS atau pantainya. Dari sini balik ke hostel lagi untuk ngecharge karena kamera Shinta kehabisan baterai; sedangkan malamnya kami masih mau balik ke Little India untuk lihat Deepavali Street Light Up.

Deepavali Street Light Up Festival di Race Course Rd & Serangoon Rd

Deepavali (atau Diwali) adalah perayaan umat Hidup, festival of lights, yang dirayakan setiap tahun. Di Singapura, Deepavali ditetapkan sebagai hari libur nasional. Sebagai salah satu festival Hindu yang paling populer, secara spiritual Deepavali menandakan kemenangan cahaya atas kegelapan, kemenangan kebaikan atas kejahatan, pengetahuan atas  ketidaktahuan, dan pengharapan atas keputusasaan.

Trotoar jalan di Little India malam itu penuh manusia, jalanan juga padat dengan kendaraan yang melintas. Untuk bisa dapat foto dengan latar belakang Deepavali street lights yang proper agak sulit karena banyak banget photo bomb-nya hehehe.. Saya sama Shinta juga jalan-jalan di sekitar situ. Banyak penjual bunga-bunga untuk dengan warna-warni bold dan wangi khas India (you’ll know when you smell them :D) yang sebetulnya cantik banget untuk difoto; tapi saya banyak ngerasa ngga enaknya kalau mesti ndusel-ndusel di antara calon pembeli dan penjual hanya untuk foto-foto.. huhu ngga bakat jadi street photographer emang yahh..

Indian Henna Art
Di Little India kita bisa menemukan banyak salon yang mengerjakan henna art. Harga bervariasi tergantung tingkat kerumitan henna art dan bahan yang digunakan. Yang kami lihat kemarin bervariasi dari $5 – $25 per satu tangan.
Glowing banget yahh.. minyak dan keringat bersatu padu abis jalan-jalan di Race Course Road Little India

Similar Posts

5 Comments

  1. Universaaaaaaal, ih penasaran banget
    dulu ke sana cuma bisa lewat doang wkwkwkwkw
    *tiketnya muahal banget sih

    poto-potonya idup mbak,
    jadi pengen nabung buat ke sana, atau menang lomba blog aja wkwkwkwk

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.