jatuh-cinta-pada-kamera-iphone-7-plus-almazia
|

Jatuh Cinta Pada Kamera iPhone 7 Plus

iphone 7 plus

Apple Fangirl? 😀

Saya sebetulnya agak malu mengatakan saya ini Apple fangirl, die hard Apple fans, atau yang semacamnya. Yang semua gawai Apple harus punya. Karena memang tidak kaya gitu sih. Saya ngga pernah beli iPod, iPad, apalagi Apple Watch. Namun untuk komputer dan smartphone, Apple menjadi go-to-brand saya. People say once you go Mac you can’t go back to Windows. Sejak beli MacBook Pro second tahun 2006 – laptop pertama yang saya beli dengan uang sendiri setelah gajian – sampai saat ini masih terus pakai Mac baik versi desktop (iMac) maupun MacBook-nya.

Lain halnya dengan iPhone, yang baru saya miliki akhir tahun 2014 – lagi-lagi beli second – iPhone 5S. Selain memang sudah cinta dengan iOS-nya, kualitas kameranya menjadi salah satu yang saya banggakan. Nah masalahnya karena kameranya cakep, saya jadi hobi motret pake iPhone, sehingga kapasitas 16GB cepat sekali penuhnya. Capek juga sedikit-sedikit backup foto ke komputer. Akhirnya saat iPhone 7 dan 7+ keluar di pasaran, dan alhamdulillah dapat ijin suami, setelah berpikir beberapa lama saya memutuskan tukar tambah 5S saya ke iPhone 7 Plus. Eh maksudnya tukar tambah itu, saya beli iPhone 7 Plus lalu 5S-nya dilego ke teman 😀 Karena beli produk baru dan sudah tahu spek produk yang dicari, saya memilih untuk beli secara online. Matahari mall bisa jadi pilihan kalau kamu tertarik belanja iPhone 7; karena mereka menyediakan opsi pembayaran yang variatif, bisa COD, dan bisa cicilan 0% juga kalau pakai kartu kredit.

Selain untuk mendapatkan ukuran layar yang lebih besar – 5.5inch vs 4inch – dan kapasitas storage yang lebih besar (128GB, sweet!) saya juga naksir sama kameranya sih. Baca review sana sini, banyak yang menulis kualitas kamera iPhone 7 memang jadi winning factor untuk smartphone ini. Nah setelah saya pakai iPhone 7 Plus selama 6 bulan, ternyata bener deh kameranya bikin saya jatuh cinta!

By the way saya ngga akan bahas spesifikasi teknis kameranya secara mendalam yaaa, karena jujur saya juga ngga ngerti-ngerti amat hahaha… buat saya yang penting itu gampang mengoperasikan kamera & hasilnya ketje badai.

“Portrait Mode” ala kamera dan lensa profesional

iPhone 7 Plus merupakan smartphone Apple pertama yang memiliki dual lens design untuk kamera belakangnya yang beresolusi 12MP, yaitu 28mm wide-angle dan 56mm telephoto equivalent. Kamera depan dengan resolusi 7MP memiliki 1 lensa; cukup asyik untuk selfie natural (defaultnya tanpa fitur beauty plus :p).

iPhone 7 Plus Dual Camera
iPhone 7 Plus Dual Camera

Lensa wide-angle pada kamera belakang memiliki sensor berukuran 1/3″ dengan aperture lensa f/1.8, focal length 28mm (total 6 elemen lensa). Sedangkan lensa tele-nya memiliki sensor lebih kecil, 1/3.6″ dengan aperture lensa f/2.8, focal length 56mm (total 5 elemen lensa). Dari spek ini terlihat bahwa kamera dengan lensa tele ukuran sensornya lebih kecil dan aperture-nya juga lebih lambat, jadi “hanya” bagus kalau digunakan pada pencahayaan yang terang.

Nah meskipun punya kekurangan, lensa tele ini membuat kamera iPhone 7 Plus punya benefit lebih untuk memotret orang dengan mode Portrait, di mana kamera iPhone menggunakan kombinasi software dan lensa zoom untuk mensimulasikan depth of field yang sempit yang biasanya hanya bisa diperoleh menggunakan kamera profesional + lensa bukaan besar, seperti hasil berikut :

Foto diambil dengan portrait mode. Lokasi : Kebun Teh Gunung Mas, Puncak, Jawa Barat.
Foto papa & mama saya yang diambil dengan Portrait mode. Kalau diperhatikan, perbatasan antara lengan hoodie biru dengan pemandangan gunung di belakangnya tidak smooth. Sepertinya ini diakibatkan oleh kurangnya kontras antara warna hoodie biru dengan hijaunya gunung jadi iPhone-nya bingung 😀
Foto pak suami dengan mode Portrait. Lokasi : Bandara Soetta; kondisi pencahayaan terang karena banyak jendela besar-besar.

Tidak hanya untuk orang, mode Portrait ini juga bisa diaplikasikan pada benda lain dan menurut saya hasilnya lumayan keren, dengan syarat kondisi pencahayaannya terang ya. Kalau agak remang sedikit, hasil fotonya sangat noisy (istilah saya : “renyek”).

Mode Portrait bisa juga digunakan untuk memotret obyek selain manusia. Lokasi : restoran Melrimba Garden, Puncak, Jawa Barat
Mode Portrait bisa juga digunakan untuk memotret obyek selain manusia. Lokasi : restoran Melrimba Garden, Puncak, Jawa Barat
kopi di papercup
Foto secangkir kopi yang diambil dengan mode Portrait. Untuk diupload di Instagram sudah cukup keren; tapi kalau di-zoom in sampai detail terlihat kurang rapi perbatasan area fokus dengan out-of-focus-nya
Portrait mode digunakan pada pencahayaan yang kurang terang, terlihat noise yang lumayan mengganggu pada hasil fotonya.

Namun simulasi DOF sempit ini masih ada kelemahannya juga sebetulnya; pada beberapa foto gradasi DOF nya bisa terlihat sangat halus, namun pada foto-foto yang lain terlihat kasar pada perbatasan area yang fokus dengan area yang tidak fokus; dan kalau dipakai memotret benda selain orang, kadang-kadang bagian yang harusnya terlihat fokus malah ikut jadi blur hehehe…

Iced cappucino in a plastic cup
Sedotan yang harusnya tajam, ikut kena blur juga 😀

Despite all those imperfections, saya masih tetap suka banget sama mode Portrait ini sih.. sampai kadang-kadang kamera mirrorless saya tinggal di rumah aja karena merasa pede dengan hasil foto yang dihasilkan oleh iPhone dengan mode Portraitnya. Lumayan beban bawaan berkurang..

Baca juga : Memilih Tas Ransel Untuk Pekerja Digital Kreatif

“Panorama Mode” Pengganti Lensa Superwide

Nah fitur kedua dari kamera iPhone 7 Plus yang saya suka banget adalah mode panorama-nya. Karena mengoperasikannya sangat mudah dan stitching-nya rapi jadi hasilnya baguss… Mode panorama ini menggabungkan (stitching) beberapa frame foto sehingga kita bisa dapat hasil foto seperti yang diambil dengan lensa superwide. Cocok banget buat motret pemandangan.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk mendapat hasil optimal dengan mode panorama :

  1. Usahakan subyek dalam kondisi statis atau tidak bergerak; otherwise you will get some half-cut-off people or other moving objects.
  2. Usahakan pencahayaan seragam; kalau ngga, hasil fotonya bisa gelap sebelah. Nanti saya tunjukkan hasil foto yang seperti ini di bawah.

Di bawah ini beberapa contoh foto yang saya ambil dengan mode panorama iPhone 7 Plus :

Pantai Pulau Maratua, Kalimantan Timur
Pantai Pulau Maratua, Kalimantan Timur
Pulau Gusung Derawan Kalimantan Timur
Pulau Gusung Derawan Kalimantan Timur
Pemandangan di depan penginapan Derawan Fisheries, Kalimantan Timur
Pemandangan di depan penginapan Derawan Fisheries, Kalimantan Timur
Pantai Pulau Kakaban, Kalimantan Timur
Pantai Pulau Kakaban, Kalimantan Timur

 

Foto kreatif ala pak suami, di Melrimba Garden Puncak. Di sini saya sebagai model mesti pindah-pindah posisi sementara suami mengambil foto dengan mode panorama; sedemikian rupa sehingga yang terekam hanya pada saat saya pose.
Foto kreatif ala pak suami, di Kebuh Teh Gunung Mas Puncak. Di sini saya sebagai model mesti pindah-pindah posisi sementara suami mengambil foto dengan mode panorama; sedemikian rupa sehingga yang terekam hanya pada saat saya pose. Saat itu cahaya matahari tidak rata; ada yang terang ada yang kena shadow jadi hasil fotonya ada yang gelap ada yang terang.
Blog Coaching Clinic Blogger Perempuan Network
Mode Panorama di iPhone bisa digunakan untuk dokumentasi event dalam ruangan yang tidak luas; tapi tetap bisa mendapat view yang luas.

Similar Posts

15 Comments

    1. yaay sesama iphoners wkwkw; kalo boleh saran pilih yg storagenya besar sekalian. Beneran pegel deh klo dikit2 dapat warning henponnya full 😀

  1. Kenapa ada postingan begini yaaaa :'( Aku jadi nangis pengen iphone 7plus juga. Dulu, aku juga apple fangirl, tapi sekarang belum lagi dianugerahi setelah 1 tahun raib. Hiks. Terakhir pakai 5s aja kameranya udah bagus menurutku. Sekarang makin2 yaaaa. Mending mirrorless apa iphone kalo kek gini? Hiks, makin galau :'(

    1. Hmmm mending punya dua-duanya hahaha… Namanya smartphone secanggih apapun (sepengamatanku ya) pada kondisi2 tertentu hasilnya ngga bisa ngalahin kamera “beneran”, seperti mirrorless. Ini beberapa contoh kasus: Kalau pake mirrorless kita bisa motret slowspeed (misal kalo moto air mengalir di sungai bisa jadi halus kayak kapas), bisa pake mode RAW supaya lebih optimal untuk editing, bisa gonta ganti lensa – kalo punya – untuk dapat hasil foto yang beda-beda (misal foto makro, DOF sempit), bisa dicombine dengan artificial lighting pake flash eksternal, etc.

      Tapi for daily snapshots aja sih ipon udah cukup bangettt…

  2. Waah..hasil foto pakai I phone 7 nua bening-bening ya Mbak. Fotonya juga hasilnya cakep-cakep. Selain kameranya yang oke yang ngambil fotonya juga pinter teknik motretnya ya Mbak Alma.

  3. Iiiiiih suer cakep banget hasil capturenya…secakep harganya. Gak berani beli karena pake HP sering banget jatuh😂 *sok sombong* yaa Mbk Alma

  4. Ya ampuuuun itu kamera hape mba… emang beda sih Iphone sama yang lain.. tapi sebagai orang yang ga pernah pakai iphone, gilak itu foto keren banget bisa bokeh gitu… kalau gini kan aku jadi galau mending beli iphone atau mirrorless,,, hapeku juga lagi suka nge hang… ah racyuuuuunnnn… aku tydac tahan huhuhu

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.