Stroke timbul ketika aliran darah menuju otak terhenti, baik akibat sumbatan atau perdarahan. Tanpa adanya zat nutrien dan oksigen, sel saraf menjadi rusak dan akhirnya mati. Kerusakan daerah otak tertentu menimbulkan gejala berbeda. Penderita bisa saja mengalami kesulitan menggerakkan anggota tubuh, berjalan dan berbicara, termasuk perubahan kecepatan berpikir dan persepsi
Stroke adalah penyebab kecacatan dan kematian nomor satu di Indonesia. Stroke dapat terjadi pada siapa saja tanpa memandang usia. Mungkin saja stroke dapat berulang atau baru terjadi pada orang yang kita kenal dan sayangi — tetapi stroke dapat dicegah. Kita semua ingin terhindar dari stroke.
Apa alasanmu untuk mencegah stroke?
— World Stroke Campaign (http://www.worldstrokecampaign.org/)
Beberapa Data Tentang Stroke
- Bayangkan sebuah kelompok beranggotakan 6 orang. Salah satu di antara mereka pernah menderita serangan stroke dalam kurun waktu hidupnya. Ya, satu dari 6 orang pernah mengalami serangan stroke dalam hidupnya.
- Prevalensi kejadian stroke di Indonesia adalah 1,21% (data Riskesdas 2014). Artinya dari 252 juta jumlah seluruh penduduk Indonesia (data 2014), lebih dari 3 juta-nya mengalami stroke. Jumlah ini adalah 7x lipat dari seluruh penduduk negara Brunei Darussalam, atau hampir 60% dari jumlah penduduk negara Singapura.
- Stroke merupakan penyebab kematian kedua di dunia (data WHO 2013) dan yang pertama di Indonesia (data SRS 2014 – Balitbangkes Kemenkes RI).
- Stroke merupakan penyebab disabilitas nomor satu dan penyebab kematian nomor dua di dunia setelah penyakit jantung iskemik baik di negara maju maupun berkembang.
- Stroke menghabiskan biaya pelayanan kesehatan sebesar Rp 1,15 triliun pada tahun 2015 (Data BPJS 2015), dan meningkat jadi Rp1,27 triliun pada tahun 2016. Ada kenaikan biaya sebesar 10,4% untuk stroke dalam kurun waktu 1 tahun.
Data dan fakta yang bicara bahwa Stroke merupakan isu yang sangat krusial tak hanya di Indonesia tapi juga di dunia. Begitu besar impact yang disebabkan oleh stroke, dan begitu besar biaya yang harus dikeluarkan dalam perawatan akibat serangan stroke.
Hari Rabu tanggal 25 Oktober lalu saya mendapat undangan menghadiri Media Briefing Hari Stroke Sedunia yang diadakan oleh Ditjen P2P (Pencegahan dan Pengendalian Penyakit) Kementian Kesehatan RI. Di acara ini saya mendapatkan penjelasan mengenai apa itu sebetulnya stroke, mengenali gejala stroke, dan juga mendapat pencerahan betapa pentingnya awareness kita atas faktor risiko stroke agar dapat mengupayakan pencegahan terjadinya stroke.
Apa itu Stroke?
Stroke timbul ketika aliran darah menuju otak terhenti, baik akibat sumbatan atau perdarahan. Tanpa adanya zat nutrien dan oksigen, sel saraf menjadi rusak dan akhirnya mati. Kerusakan daerah otak tertentu menimbulkan gejala berbeda. Penderita bisa saja mengalami kesulitan menggerakkan anggota tubuh, berjalan dan berbicara, termasuk perubahan kecepatan berpikir dan persepsi
Stroke adalah gejala-gejala defisit fungsi saraf yang diakibatkan oleh penyakit pembuluh darah otak, bukan oleh sebab yang lain (WHO). Gangguan fungsi syaraf pada stroke disebabkan oleh gangguan peredaran darah otak non traumatik.
dr. Taufik Mesiano, Sp.S, narasumber dari Kelompok Studi Strok Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI) menjelaskan bahwa stroke sering disebut sebagai “Brain Attack” (serangan otak).
Penyebabnya adalah pembuluh darah di otak tersumbat atau pecah, sehingga mengganggu proses supply oksigen dan nutrien ke otak. Gejala yang ditimbulkan bisa bervariasi, tergantung lokasi pembuluh darah mana yang tersumbat atau pecah dan fungsi bagian otak yang di-supply oleh pembuluh darah tersebut. Seperti yang kita tahu, bagian otak yang berbeda-beda mengatur fungsi tubuh yag berbeda-beda pula.
Pembuluh darah yang terserang tidak dapat membawa nutrien dan oksigen ke bagian tertentu dari otak. Jika aliran darah tidak segera diperbaiki, maka sel saraf/neuron bisa mati sehingga terjadi infark.
Prof. Dr. dr. Moh. Hasan Machfoed Sp.S(K) MS, Profesor Neurologi Universitas Airlangga dalam presentasinya menjelaskan bahwa secara garis besar kondisi pasien pasca stroke bisa dibagi 3 kelompok : sembuh total, meninggal, atau meninggalkan gejala sisa seperti lumpuh, atau tidak bisa bicara).
Stroke dapat mengakibatkan kematian atau kecacatan yang akan menurunkan status kesehatan dan kualitas hidup penderita stroke dan keluargnya, di samping itu juga akan menambah beban biaya kesehatan yang ditanggung keluarga dan negara.
Jenis-jenis Stroke
Stroke ada 2 jenis; 80% kejadian diakibatkan oleh sumbatan aliran darah (karena thrombosis dan emboli), dan 20%-nya karena pecahnya pembuluh darah.
Stroke sumbatan (stroke iskemik) merupakan jenis stroke yang paling sering terjadi. Ada 2 jenisnya, yaitu stroke emboli dan stroke trombotik. Pada stroke emboli, bekuan darah atau plak yang terbentuk dalam jantung atau pembuluh darah arteri besar terangkut menuju ke otak dan menyebabkan sumbatan pada pembuluh darah di otak. Pada stroke trombotik, bekuan darah yang terbentuk di dalam pembuluh darah arteri yang mensuplai darah ke otak.
Stroke hemoragik (stroke berdarah) ada 2 jenisnya, yaitu pendarahan intraserebral (di dalam otak) dan pendarahan subarachnoid.
Pada pendarahan intraserebral, pembuluh darah pecah dan darah masuk ke dalam jaringan dan menyebabkan sel-sel otak mati sehingga menghentikan kerja otak. Penyebab paling sering adalah tekanan darah tinggi.
Pada pendarahan subarachnoid, pecahnya pembuluh darah yang berdekatan dengan permukaan otak dan darah bocor di antara otak dan tulang tengkorak. Penyebabnya bisa berbeda-beda tetapi umumnya disebabkan oleh pecahnya aneurisma.
Ciri-ciri Serangan Stroke
Bagaimana mengetahui seseorang mendapat serangan stroke? Sebetulnya gejalanya bisa bervariasi tergantung lokasi pembuluh darah otak yang tersumbat atau pecah, tapi secara umum kita bisa mengenali gejalanya. Ingat slogan SeGeRa Ke RS.
- Senyum tidak simetris (mencong ke satu sisi), tersedak, sulit menelan air minum secara tiba-tiba
- Gerak separuh anggota tubuh melemah tiba-tiba
- bicaRa pelo/tiba-tiba tidak dapat bicara/tidak mengerti kata-kata/bicara tidak nyambung
- Kebas atau baal. atau kesemputan separuh tubuh
- Rabun, pandangan satu mata kabur, terjadi tiba-tiba
- Sakit kepala hebat yang muncul tiba-tiba dan tidak pernah dirasakan sebelumnya. Gangguan fungsi keseimbangan, seperti terasa berputar, gerakan sulit dikoordinasi.
Apa Yang Harus Dilakukan Jika Ada Orang Terserang Stroke?
Konsep utama penanganan stroke adalah memberikan pengobatan yang spesifik dalam jangka waktu sesegera mungkin sejak serangan terjadi. Ada istilah Periode Emas atau Goldern Period dalam penanganan stroke; yaitu dalam 4,5 jam sejak terkena serangan, pasien masih memungkinkan untuk mendapat perawatan dan tindakan medis di Rumah Sakit. Penderita sudah harus ada di RS kurang dari 2 jam, karena proses pemeriksaan sampai pengobatan membutuhkan waktu 2,5 jam.
Untuk itu sangat penting bagi semua orang untuk mengenali ciri-ciri orang yang terkena serangan stroke agar dapat segera membawa pasien ke rumah sakit sebelum golden period berlalu. Bila terlambat penanangannya atau sudah lebih dari 4,5 jam maka stroke akan menjadi lebih parah bahkan berisiko kematian atau kecacatan permanen.
Melihat kombinasi fakta tentang masifnya kejadian stroke di dunia dan Indonesia, impactnya pada penderita dan juga keluarganya, serta singkatnya golden period untuk mengupayakan kesembuhan pasien; tentu sangat penting untuk mencegah terjadinya serangan stroke.
Peringatan Hari Stroke Sedunia tahun 2017 ini mengangkat tema “What is your reason for preventing Stroke?”. Tema ini diangkat untuk menggugah kesadaran masyarakat agar lebih peduli dan waspada terhadap stroke dengan melibatkan semua pihak dalam upaya pencegahan dan pengendalian faktor risiko dengan perilaku hidup sehat, mampu mendeteksi gejala awal stroke, mendapatkan akses pelayanan kesehatan yang baik, tepat dan terjangkau saat terjadi serangan.
Bisakah Stroke Dicegah?
90% kasus stroke berhubungan dengan 10 faktor risiko utama, sehingga bisa dicegah dengan tatalaksana 10 faktor risiko tersebut dengan baik.
1.Kendalikan Tekanan Darah
Hipertensi berhubungan hampir lebih dari 50% kejadian stroke. Periksakan tekanan darah secara rutin dan turunkan dengan mengubah gaya hidup dan minum obat antihipertensi untuk menurunkan risiko stroke.
2. Latihan fisik menengah 5 kali seminggu
Lebih dari 1/3 kasus stroke terjadi pada orang yang tidak rutin berolahraga. Latihan jasmani derajat menengah 5x seminggu dapat menurunkan risiko stroke.
3. Konsumsi Diet Sehat dan Berimbang
4. Turunkan Kolesterol
5. Pertahankan Indeks Massa Tubuh (IMT) atau Rasio Pinggang/Panggul Sehat
Hampir 1/2 kasus stroke berhubungan dengan obesitas. Segera mulai program penurunan berat badan jika rasio lingkar pinggang dan panggul melebihi 0,9 (laki-laki) atau 0.85 (perempuan).
6. Hentikan Merokok dan Jauhi Paparan Asap Rokok
Lebih dari 10% kasus stroke berkaitan dengan rokok. Ini juga berlaku untuk perokok pasif.
7. Turunkan Konsumsi Alkohol.
Lebih dari 1 juta kasus stroke per tahun disebabkan oleh konsumsi alkohol berlebihan.
8. Kenali dan Atasi Fibrilasi Atrium
Irama jantung yang tidak teratur atau gangguan jantung lainnya menyumbang 9% kasus stroke.
9. Diabetes Melitus
Bersama-sama dengan faktor risiko lain, diabetes meningkatkan risiko stroke. Dengan menurunkan risiko terjadinya diabetes, kita juga menurunkan risiko stroke. Apabila telah memiliki diabetes, komunikasikan dengan dokter mengenai pengobatan yang sesuai untuk menurunkan risiko stroke.
10. Edukasi Diri dan Lingkungan Kita
Di seluruh dunia, akses pendidikan dan informasi kesehatan yang rendah berhubungan dengan stroke. Stroke bukan lagi hanya penyakit orang kaya. Kebijakan pemerintah untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan akses kesehatan dan pendidikan semesta memiliki dampak positif terhadap penyakit stroke dan penyakit tidak menular lainnya.
Yuk Mulai Cegah Stroke dari Diri Sendiri
Langkah terbaik untuk memulai adalah dari diri sendiri. Bagaimana kita bisa mencegah stroke untuk diri kita sendiri, dan orang-orang terdekat di sekitar kita?
- Cari tahu mengenai faktor risiko yang ada pada diri kita sendiri dengan alat perhitungan risiko yang terpercaya, misalnya aplikasi Stroke Riskometer dari WSO (World Stroke Organization) yang bisa diunduh gratis dari Google Playstore atau AppStore.
- Periksa tekanan darah, gula darah dan kolesterol secara rutin.
- Berkomunikasi dengan dokter mengenai berbagai langkah yang bisa kita lakukan untuk menurunkan risiko stroke. Mulailah dengan menerapkan gaya hidup sehat dan menurunkan paparan terhadap polusi udara.
- Get support! Komunikasikan alasan kita untuk mencegah stroke dengan orang terdekat dan mulai gaya hidup sehat yang nyata bagi diri sendiri dan lingkungan sekitar.
Now back to you, apa alasanmu untuk mencegah stroke?
Ratna Amalia says
My reason to stay healthy is because I want to see my children grown up with a complete parents. Loosing my Mom from heart attack during my pre-teen was devastating and unforgetting experience.
Almazia says
Thanks for sharing you reason mba Ratna 🙂 I hope you will always be there to see your children grow!
Maya Rumiyanti says
diabetes, kolestrol, hipertensi bisa menjadi stroke kemudian yah mbak.. pantas penyakit ini menjadi nomor 1 di indonesia.
harus lebih banyak konsumsi makanan yang sehat dan rajin olahraga agar bisa menikmati hidup hingga usia senja,,
Dwina says
Mengubah gaya hidup itu yg sedang ku lakukan saat ini. Olahraga dg teratur dan hidup sehat. Smoga bisa dijauhkan dr penyakit ini.
Inayah says
nice info mba, ngeri banget sih soal stroke sebab ada riwayat keluarga yang ngalamin
Astrid says
Sangat informatif. Papaku juga meninggal karena stroke. Kalau ada anggota keluarga yang terkena musibah sakit, kita jadi ‘berminat’ untuk mencari info tentang penyakit itu. Postingan ini sangat informatif.