Saat ini kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian nomor 2 di Indonesia. Di mana setiap jam, 1 orang perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks.
Saya sejujurnya sudah bolak balik mendengar tentang HPV, kanker serviks, kisah selebriti yang tahun lalu dipaksa menyerah oleh keganasan kanker serviks; namun belum pernah betul-betul cari tahu tentang penyakit satu ini.
Alhamdulillah hadir di Felancy Moms Beauty Blogger Gathering di Harlequin Bistro Kemang pada 31 Juli lalu telah membuka mata saya untuk lebih aware tentang kanker serviks. Event ini merupakan bentuk kepedulian Felancy terhadap permasalahan kesehatan wanita terutama terhadap cervical cancer awareness atau kanker mulut rahim.
Di acara ini, Felancy – brand spesialis di bidang pakaian dalam wanita yang berdiri di Singapura sejak 1993 – menghadirkan Dr. Ferry Darmawan, SpOG dari RSIA Budhijaya untuk memaparkan tentang pentingnya vaksinasi HPV dan deteksi dini (early screening) infeksi HPV untuk mencegah berkembangnya kanker serviks.
Di antara gambar-gambar dan ilustrasi tentang kanker serviks yang bikin merinding, saya dan teman-teman blogger lainnya bisa sedikit lebih tenang karena mengetahui bahwa ternyata kanker serviks ini bisa dicegah. Bahkan setelah terinfeksi pun, selama terdeteksi dini di tahap pra kanker, masih bisa diupayakan pengobatan hingga kondisi serviks normal seperti sedia kala.
Selain dr Ferry, hadir pula Ibu Untung Endang Suryani, seorang penyintas kanker serviks dari Komunitas CISC (Cancer Information and Support Center). Beliau sharing tentang perjalanan penyakit kanker serviks yang menyerangnya sejak awal mengalami gejala keputihan dan pendarahan yang makin lama makin parah hingga akhirnya beliau mendapat diagnosa kanker serviks stadium 2B dan kondisinya sangat memburuk.
Namun alhamdulillah dengan pengobatan dan keteguhan hati serta dukungan penuh dari pihak keluarga yang membesarkan hati, kondisi beliau berangsur-angsur membaik dan saat gathering kemarin beliau tampil dengan kondisi prima untuk berbagi cerita dan mengingatkan kita semua untuk lebih aware dengan kanker serviks dan rutin melakukan deteksi dini.
Apa yang menyebabkan kanker serviks?
Penyebab kanker serviks ini sudah ditemukan, 99,9%-nya disebabkan oleh infeksi HPV. HPV sendiri ada dua tipe. Yang bisa menyebabkan kanker serviks adalah yang tipe onkogenik atau reesiko tinggi yaitu virus HPV-16 dan HPV-18. Sedangkan tipe HPV yang less oncogenic, infeksinya bisa menyebabkan kutil kelamin (condyloma, atau genital warts).
Bagaimana HPV bisa menyebabkan kanker serviks?
Virus HPV bisa masuk dan menginfeksi sel-sel basal di leher rahim melalui lesi (semacam luka). Sel-sel yang terinfeksi HVP akan berkembang (proliferasi) dan memiliki karakter yang abnormal, jadi sel-sel tersebut memiliki kemampuan membelah diri yang luar biasa dan mendesak organ-organ di sekitarnya bahkan bisa menjalar ke organ lainnya atau yang disebut dengan metastase.
Setelah sel serviks terinfeksi, sebelum jadi kanker akan mengalami tahap yang disebut kelainan pra kanker. Jika infeksi HPV terdeteksi di lesi-lesi ini (sebelum jadi kanker), sangat bisa diobati dan angka kesembuhannya bisa sampai 99%. Tapi kalau sudah jadi kanker, menurut dr Ferry kita tidak lagi bicara tentang kesembuhan namun 5-year survival rate (angka kesintasan 5 tahun).
Proses perkembangan kanker serviks dari kondisi serviks normal sampai akhirnya menjadi kanker bisa terjadi dalam waktu 3-17 tahun. Rentang waktu yang cukup panjang ini sebetulnya memberikan kita kesempatan untuk screening atau deteksi dini. Di sini pentingnya kita melakukan berbagai metode screening seperti pap smear, IVA test, atau HPV DNA test; supaya jika terdeteksi infeksinya di sebelum menjadi kanker; masih bisa diupayakan pengobatannya agar sembuh dan normal seperti sedia kala.
Apa saja gejala infeksi HPV dan kanker serviks?
Di stadium awal infeksi HPV dan kanker serviks umumnya tidak menimbulkan gejala sehingga orangnya tidak akan sadar bahwa ia terinfeksi.
Beberapa gejala yang bisa timbul dan terasa saat perkembangbiakan sel kanker mendesak organ-organ yang berada dekat serviks. Misalnya jika mendesak saluran kencing, pasien yang kesulitan buang air kecil. JIka mendesak ke arah belakang, ke rektum, keluhan yang timbul ialah tidak bisa buang air besar. Jika sudah mengalami metastasis, kejadian paling sering ialah sel kanker menjalar ke paru-paru dan menyebabkan sesak napas.
Pada stadium yang lebih lanjut gelaja yang mungkin nampak adalah keputihan yang berbau busuk, kadang disertai darah. Pendarahan setelah hubungan seksual juga jadi penanda khas sekali terjadinya kanker serviks.
Faktor resiko kanker serviks
Faktor resiko merupakan satu atau lebih kondisi yang memperbesar kemungkinan seseorang terserang suatu penyakit. Beberapa kondisi yang menjadi faktor resiko terjadinya kanker serviks antara lain:
1. Hubungan seks di usia muda
Remaja di bawah 16 tahun, organ reproduksinya termasuk mulut rahim belum terlalu kuat dan belum dalam kondisi siap untuk melakukan aktivitas seksual sehingga berisiko tinggi untuk terjadinya lesi atau luka pada leher rahim dan menjadi faktor resiko yang memudahkan virus HPV untuk masuk dan menginfeksi sel-sel leher rahim
2. Berganti-Ganti Pasangan
Berganti-ganti pasangan bisa menjadi faktor penyebab kanker serviks karena makin banyak resiko masuknya virus HPV dari banyaknya pasangan tersebut.
3. Perempuan dengan banyak anak
4. Perempuan yang merokok
Karena pada dasarnya merokok merupakan faktor risiko untuk semua jenis kanker, termasuk kanker serviks.
Yang perlu diperhatikan dari faktor risiko ini adalah, orang yang mempunyai salah satu atau lebih faktor resiko tersebut belum tentu akan mengalami infeksi HPV dan kanker serviks.

Bagaimana cara mendeteksi infeksi HPV sebelum terlanjur berkembang menjadi kanker serviks?
Early stage screening atau deteksi dini untuk infeksi HPV bisa dilakukan dengan 3 cara berikut:
Papsmear, ini merupakan cara yang paling populer. Semua wanita usia 21-65 tahun yang sudah pernah berhubungan seksual (meskipun mungkin saat ini sudah tidak aktif lagi) dianjurkan untuk melakukan pap smear 1 tahun sekali. Pap smear bisa dilakukan oleh dokter dan bidan. Proses pengambilan samplenya sebetulnya mudah; namun perlu pemeriksaan laboratorium. Biaya papsmear sekitar Rp 200.000 – Rp 400.000 (bervariasi tergantung tempat pemeriksaan).
Syarat untuk bisa melakukan papsmear yaitu sudah 9 hari dalam kondisi bersih haid dan 2 hari sebelumnya berhubungan seksual dan tidak menggunakan pembersih vagina apapun.
Alternatif yang lebih hemat dari papsmear adalah IVA Test yang tidak perlu tes laboratorium, tapi menggunakan asam asetat dan pemeriksaan visual saja.
Cara ketiga utnuk screening infeksi HPV ialah dengan HPV DNA Test yang bisa dilakukan 5 tahun sekali. HPV DNA Test biayanya lebih mahal dibandingkan papsmear, meskipun kalau dipehitungkan waktu tesnya yang 5 tahun sekali, jika dibandingkan dengan papsmear tiap tahun mungkin jadi kurang lebih jadi setara.
Apa manfaat deteksi dini seperti ini? Supaya jika terdeteksi infeksinya di sebelum menjadi kanker; masih bisa diupayakan pengobatannya agar sembuh dan normal seperti sedia kala.
Bagaimana mencegah infeksi HPV?
Infeksi virus HPV bisa dicegah dengan vaksinasi. Vaksinasi HPV idealnya diberikan pada perempuan usia reproduksi (sudah dapat mens) tapi belum pernah berhubungan seksual, yaitu pada anak perempuan usia kelas 5-6 SD. Mengapa diberikan pada mereka? Karena proteksi yang diberikan oleh vaksinasi HPV ini cukup panjang, 10-14 tahun. Harapannya supaya nanti saat mereka sudah saatnya menikah dan berhubungan seksual, sudah dalam kondisi terproteksi dari infeksi HPV.
Saya sempat bertanya-tanya; dalam kondisi usia kepala tiga dan sudah menikah, saya belum pernah vaksin HPV, lalu apakah masih bisa? Dr Ferry menjelaskan bahwa meskipun sudah menikah tetap bisa vaksinasi HPV, dengan catatan harus pap smear terlebih dahulu. Kalau hasil pap smear menunjukkan kita bersih dari infeksi HPV, maka bisa dilanjutkan dengan vaksinasi.
Kisaran biaya papsmear antara Rp 800.000 sampai Rp 1.000.000 atau bisa lebih, tergantung tempat pemeriksaannya.
Apakah infeksi HPV dan kanker serviks bisa diobati?
Infeksi HPV yang terdeteksi dini (melalui papsmear, HPV DNA test atau IVA test) bisa diobati hingga sembuh. Jika sudah menjadi kanker di atas stadium 2, kemungkinan besar penderita sudah perlu radiasi dan kemoterapi untuk membinasakan sel-sel kanker-nya.
DIY Quote Challenge
Setelah sesi sharing dari dari Dr. Ferry, Ibu Endang, dan dilanjutkan oleh Ibu Agnes Dewi, Marketing Manager PT Megariamas Sentosa tentang perjalanan brand Felancy, saya dan teman-teman blogger yang lain ditantang untuk mengerahkan kreativitas, dalam bentuk DIY Quote Challenge.
Jadi kita diminta membuat sendiri quote untuk menyemangati para survivor kanker serviks, dan quote tersebut dituliskan pada sebuah kertas yang nantinya dimasukkan dalam frame polos yang kemudian kita hias dengan pernak-pernak yang sudah disediakan panitia.
Seperti ini hasilnya ^^




Pesan inti yang disampaikan oleh Felancy dan seluruh narasumber di acara yang sangat membuka mata ini adalah agar perempuan Indonesia senantiasa meningkatkan awareness dan kepedulian terhadap kanker serviks. Bahwa cara terbaik untuk mengurangi angka kejadian kanker serviks di Indonesia (dan dunia) ialah dengan pecegahan melalui vaksinasi dan rutin deteksi dini dengan papsmear, IVA test atau HPV DNA test.
Saat ini kanker serviks merupakan kanker penyebab kematian nomor 2 di Indonesia. Di mana setiap jam, 1 orang perempuan Indonesia meninggal karena kanker serviks. Semoga dengan makin aktifnya kampanye awareness dan kepedulian kanker serviks, perempuan Indonesia bisa makin terbebas dari kanker serviks.
ternyata nikah dini jg ada bahayanya ya slh satunya mudah terkena kanker serviks. PR banget nih sy blm pernah papsmear masih blm ada keberanian tp sometimes hrs dilakukan demi kesehatan
Iya ternyata jadi faktor resiko jg ya menikah dini itu. saya jg masih ada peer pribadi ni untuk papsmear.
Aku belum pernah vaksin HPV masih takut-takut gimana gitu tapi setelah ikut acara ini jadi pengen vaksin karena mencegah jauh lebih baik daripada mengobati
Aku pun mba, masih harus papsmear dulu nih baru bisa lanjut ke vaksinasi hpv nya
Halooo mbak Alma 😊 Waaah seneng ya kita bisa ketemu lagi. Acaranya bagus banget jadi nambah pengetahuan tentang kanker serviks nih. Bertaburan hadiah juga ya 😍 Aku udah pernah papsmear sih tapi kalau vaksin HPV belum hihihi nanti lah mau juga. Peenikahan sini sebaiknya jam terjadi ya. Tapi masih bnyk di desa2 tuh, kasian ga paham soal ini deh.
Nice to meet you too mba Nurul 😁😁 Iya masih banyak peernya untuk urusan pencegahan dan deteksi dini ini ya, semoga tingkat awareness dan kepedulian perempuan Indonesia makin membaik ☺️
Fix aku pasti akan kasih vaksin HPV unt anakku saat nanti usia 10 tahun. Thanks for sharing mba Alma.
Masama Roos, iyes setuju untuk vaksinkan HPV pada anak perempuan yang sudah masuk usia reproduksi. Aku sendiri masih peer papsmearnya nih 😁😁
Senang banget ada salah satu brand pakaian dalam wanita yang peduli untuk mengedukasi pentingnya kesehatan organ kewanitaan kita ya.
Iya mba, edukasi semacam ini perlu banget diadakan terus-menerus, semoga makin banyak brand, perusahaan atau institusi yang melakukannya.
Serem yaa penyakit ini bener2 bisa mematikan penderitanya. Aky salut banget sama ibu untung yang tetap kuat dan berjuang demi kesehatannya.
Iya mba alhamdulillah dapat support penuh dari keluarga dan lingkungan sekitarnya jadi makin semangat untuk berjuang menuju kesembuhannya ☺️
Acaranya seru dan bermanfaat banget ya mba, semoga semakin banyak perempuan yang sadar akan bahaya kanker serviks dan pentingnya vaksin HPV
Kalau menghindari risiko kanker dan melakukan deteksi dini, insyaAllah gak ada lagi yg kena kanker serviks ya mbak Alma? itu yg kutangkan dr dr. Ferry dan Ibu Endang TFS
Kalau menghindari risiko kanker dan melakukan deteksi dini, insyaAllah gak ada lagi yg kena kanker serviks ya mbak Alma? itu yg kutangkan dr dr. Ferry dan Ibu Endang TFS .
acara yang menarik dan positif dari Felancy bikin kita jadi tergerak untuk mencegah penyakit daripada mengobati 🙂
Quotes ama desainnya persis alma yang simpel. 😘 beda kayak aku yang ribet wkwkk.
Yang pasti nguatin diri lagi buat papsmear xD
Aku juga belum pernah vaksinasi HPV nih, mbak. Jadi harus pap smear dulu ya sebelumnya. Ok baiklaah.
bikin melek dan jadi pengen pap smear tyap tahun banget klo aku. Sereemm sama efeknya klo kena kanker serviks ini. huhu
Sedih tapi sekaligus terinspirasi. Memang mencegah lebih beik daripada terlambat dan menyesal. Semoga para moms yang hadir diberi kesehatan yaa