Disclaimer dulu yaa, saya bukan vlogger; punya channel Youtube tapi diisinya juga satu tahun sekali kayaknya hehehe. Anyway ini mau cerita sedikit aja pas kemarin bikin vlog tentang proses facial treatment di ZAP Clinic.
Preparations
Beberapa hari sebelum shooting saya nontonin vlog dari vlogger-vlogger lain tentang facial treatment di ZAP buat persiapan. Pengen tahu scene-scene yang “wajib” ada dalam video, sekalian cari insight untuk alur vlog-nya yang enak (dan gampang bikinnya) kira-kira seperti apa.
Saya sudah ngasih brief ke pak suami sebagai videografernya, ngejelasin ke beliau step by stepnya nanti di klinik ngapain aja. Sudah ngecharge 3 baterai kamera Fujifilm XT10 dan nyiapin 3 memory card kosong. Lebay sih hahaha cuma ya daripada kehabisan batre dan memory kan malah berabe. Maklum jarang pipideo-an jadi belum ada gambaran bakal seperti apa proses ngambil footage-nya. Pak suami sudah punya rencana ngeshoot close up saat treatment mumpung pakai lensa 35mm f/1.4, jadi dapet background blur yang (harusnya akan jadi) keren. Saya pun manggut-manggut setuju.
D-Day, Shooting Day!
Pas hari H, saya datang pagi sekitar jam 10 lebih ga lama setelah klinik buka, ternyata baru dapat giliran treatment jam 4 sore 😀 Nah saat registrasi pagi itu saya sekalian minta ijin sama resepsionis untuk memvideokan proses selama treatment nanti.
Eh ternyata, pak videografer ngga boleh masuk ruang treatment nanti huuhuhuhu, karena dia cowok! Jadi nanti nurse-nya yang akan bantu rekamin video. Trus saya baru inget, ZAP Clinic memang klinik khusus perempuan. Dan meskipun nanti saat treatment ruangan disekat tirai, dikuatirkan menimbulkan ketidaknyamanan untuk tamu lain kalau kelihatan ada cowok masuk ruang treatment.
Laaah apakabar dong rencana shoot close up keren pakai XT10-nya? FYI kamera ini less than ideal sebetulnya kalau untuk shoot video, button untuk rekam videonya aja agak susah mencetnya. Jadi saya ngga berani memasrahkan perekaman video pakai kamera ini ke nurse. Solusi yang kepikiran ya pakai iPhone saya untuk shoot video. Saya hanya berharap semoga dalam ruangannya nanti cukup terang supaya hasil videonya masih ok. Bye bye bokeh, welcome “wide-angle-standar-pake-hape” 😀 Yang penting videonya ngga gagal dulu aja deh hehehe…
Untungnya lokasi kliniknya di dalam Mal Botani Square, jadi sambil nunggu jam 4 sore saya bisa jalan-jalan dalem mal, makan siang, dan nonton Incredibles 2 dulu.
Jadi secara garis besar ada 3 tahapan di klinik yang saya masukkan dalam video; yaitu (1) registrasi, (2) konsultasi dokter di ruang dokter, dan (3) facial di ruang treatment. Untuk tahap 1 dan 2 masih bisa dishoot oleh Bayu. Di tahap 3 yang shoot saya sendiri dan dibantu nurse.
Yang lucu, menjelang bagian akhir treatment (bagian Oxy Infusion); itu yang mengerjakan nurse-nya, dan karena ngga ada nurse lain di ruang itu jadi saya harus shooting muka saya sendiri yang lagi disemprotin serum+oksigen. Challengenya adalah pada saat itu mata saya masih dalam kondisi tertutup karena memang dipakaikan pelindung mata. Jadi saya ngira-ngira sendiri anglenya (berharap ngga mencang-mencong banget) dan minta tolong nurse untuk mengarahkan iPhone, mengaktifkan kamera depan dan ngetap-in untuk mulai rekam video. Selama treatment terakhir itu saya pindah-pindahkan posisi iPhone ke samping, ke atas, tilt down dikit, tilt up dikit, supaya dapat beberapa angle alternatif just in case angle-angle lain-nya failed.
Setelah selesai urusan perfacial-an dan keluar klinik saya baru berani cek footage yang ada di iPhone. Harap-harap cemas terutama untuk bagian terakhir yang saya mesti pegang sendiri iPhonenya dengan mata tertutup. Alhamdulillah, dapet juga footage yang bisa dipake hahaha….
Karena kekurangan footage untuk divoice-over sebagai intro dan closing, jadinya kami shooting lagi di rumah. Ngga pakai tripod, kameranya dipegangin Bayu. Kata dia gapapa lah ga steady banget, biar keliatan natural dan lebih “nyatu” dengan bagian video lainnya yang juga handheld 😀
Untuk footage yang ini, saya rekam suaranya dengan Quick Time Player di Macbook Pro, pakai mic di earphone supaya agak jernih suaranya. Jadi pas shoot video sekalian rekam suara, untuk kemudian nanti file video + file audio disync- saat editing. Suaranya sudah lumayan jernih sih, meskipun harusnya bisa lebih clean lagi kalau pakai clip-on. Tapi kemarin itu males nyari clip-on-nya nyempil di mana 😀
The Result!
Mau tau hasil videonya? Nonton di sini yaaa, jangan lupa like, komen dan subscribe ya gaesss ^^
4
Sudah lihat, subscribe, dan komentar.
Emang gitu ya, Mbak. Udah dipersiapin baik-baik dari rumah, sampe lokasi malah harus berubah dari rencana. Tapi hasilnya oke koook 🙂
Keren koook vlognya. BTW you surely look glowing!
maaci kakak ❤️❤️