Akhir Januari 2016 diisi dengan gelaran pameran pendidikan Sun Life Edufair di Main Atrium Senayan City. Acara yang berlangsung 4 hari ini (28-31 Januari 2016) bertujuan mengedukasi para orang tua agar memahami betapa pentingnya mempersiapkan pendidikan anak sejak usia dini, serta memberikan saran tentang cara mempersiapkan dana pendidikan anak mereka mengingat biaya pendidikan yang terus meningkat dari waktu ke waktu.
Pengemasan acara Edufair oleh Sun Life Financial tahun ini menurut saya menarik sekali karena sarat edukasi baik untuk para orang tua dan fun juga untuk anak-anaknya. Beberapa sekolah di Jabodetabek ambil bagian dalam Edufair ini dengan membuka booth di sekeliling lokasi acara, antara lain Dream Dress (Fashion Design Course), Capoeira Bantus, Sekolah Menengah Garuda Cendekia, Ichthus School, Sekolah Dasar Kupu – kupu, Binus School, Yayasan Pendidikan Anak Cacat (YPAC), Sekolah Pembangunan Jaya, Jakarta Multicultural School (JMS), Yayasan Pondok Indah Don Bosco, HighScope Indonesia, TK-SD-SMP AL Fath Cirendeu BSD, dan Sekolah Master Depok.
Acara di panggung utama pastinya tak akan kalah ramai dengan arena permainan anak-anak karena banyak diisi school performances, dongeng anak, talkshow parenting, dan yang paling ditunggu tentu penampilan bintang tamu DARR (Di Atas Rata-Rata) dan Naura pada dua hari terakhir.
Saya menghadiri acara ini di hari ketiga. Pergi berdua dengan suami, kami tiba di Senayan City pukul 11.15 WIB. Setelah makan siang di restoran Remboelan kami turun ke main atrium untuk melihat lokasi edufair. Menurut rundown, pembukaan acara masih 1 jam lagi. Atrium belum terlihat ramai, namun sudah mulai ada anak-anak yang beraktivitas di arena permainan dan orang tua yang menyambangi booth-booth sekolah.
Suami mulai mengeluarkan “senjata” alias kamera DSLR dari dalam tas-nya dan setting ini itu, mengaitkan strap, mengingatkan saya bahwa kameranya bisa live-view (somehow I keep forgetting this) dan membekali saya dengan beberapa tips praktis supaya hasil foto saya nanti bisa bagus hehehe… Jadilah saya terlihat seperti reporter beneran menenteng kamera besar (dan berat), berlagak serius motret sana motret sini untuk bahan liputan di blog.

Arena Bermain Anak
Di bagian tengah Main Atrium, Sun Life menyediakan arena bermain yang berisi berbagai aktivitas edukatif untuk anak-anak, seperti lego, uno, kreasi dengan kertas, membuat perhiasan gelang dari manik-manik (beads).
Sun Life sendiri juga menyediakan booth untuk konsultasi dengan tim Sun Life Financial mengenai perencanaan investasi guna untuk persiapan biaya pendidikan anak – anak.
Tiap anak dilahirkan dengan karakter, minat, dan bakat yang berbeda
Setelah berkeliling dari booth ke booth, sembari menunggu pembukaan acara saya duduk di dekat photobooth (di balik lift). Di sebelah saya ada seorang bapak yang duduk sendiri. Awalnya ia bertanya apakah saya tahu kapan acara akan dimulai. Saya sampaikan bahwa menurut rundown, acara dibuka jam 1 siang. Sejurus kemudian kami terlibat percakapan mengenai pendidikan anak.
Ada yang saya kagumi dari bapak ini, yang menemani anak perempuannya yang akan ikut fashion show Dream Dress, yaitu saat beliau mengutarakan pandangannya bahwa beliau tidak memaksakan anaknya untuk ikut jalur mainstream yaitu rajin belajar di sekolah formal, dapat nilai bagus, dan melanjutkan ke sekolah formal berikutnya. Beliau menyadari bahwa anaknya tidak terlalu menyukai pelajaran di sekolah dan beliau tidak marah atau kecewa sama sekali karena hal itu. Bahkan beliau mengatakan kalaupun anaknya sampai tinggal kelas atau meninggalkan sekolah formal pun tidak masalah. Tentunya selama ada pendidikan pengganti-nya meskipun bukan sekolah formal. Melihat minat sang anak dalam bidang fashion design mendorong sang bapak mendaftarkan anaknya ke Dream Dress. Menghabiskan setiap hari Sabtu untuk mengantara sang anak “sekolah” pun dengan senang hati dilakoninya
Menurut beliau, yang sulit ialah untuk bisa berdamai dengan pandangan orang lain yang pada umumnya masih mainstream: anak harus sekolah, belajar (pelajaran sekolah) dengan rajin, dapat nilai bagus. Padahal tiap anak dilahirkan dengan karakter, minat, dan bakat yang berbeda sehingga tidaklah adil jika kita memaksakan satu jalur pendidikan yang seragam untuk semua anak. Tugas orang tua adalah mencari tahu apa yang menjadi minat dan bakat anak dan membantu mereka menyalurkannya secara benar. Kita tidak bisa mengendalikan pikiran dan pandangan orang lain, yang bisa kita kontrol adalah diri kita, pikiran kita sendiri. Jadi jika kita sebagai orang tua sudah memutuskan untuk memberikan jalan dan kesempatan yang terbaik bagi anak meskipun di luar kelaziman, tidak usah terlalu pusing dengan pandangan orang lain.
Tugas orang tua adalah mencari tahu apa yang menjadi minat dan bakat anak dan membantu mereka menyalurkannya secara benar.
Mendengar hal-hal yang dibicarakan oleh bapak ini mengingatkan saya pada artikel-artikel parenting yang biasa saya baca di majalah / blog parenting. Semua mengatakan untuk mengenali karakter anak yang berbeda-beda dan tidak “menyeragamkan” anak karena setiap mereka adalah unik; but when it comes directly from a father talking about his own child, rasanya jauh lebih kena di hati. Sayang obrolan harus berakhir karena MC sudah mulai membuka acara.
Dongeng Anak & School Performances
Rangkaian acara berlangsung meriah sesuai rundown. Saya menikmati berbagai school performances, terutama fashion show dari murid-murid Dream Dress dan pertunjukan musik dari SMP Don Bosco yang membawakan lagu Ondel-ondel dengan aransemen modern dan harmonisasi yang kompak banget.
Slideshow Fashion Show Murid-murid & Booth Dream Dress
Talkshow “Saatnya Ayah dan Bunda menjadi Sahabat Terbaik Bagi Anak”
Sekitar pukul 16.30 setelah pertunjukan dari Capoeira Bantus, acara dilanjutkan dengan talkshow dengan tema “Saatnya Ayah dan Bunda menjadi Sahabat Terbaik Bagi Anak” dengan pembicara Erlina Iswanto (Sekjen KPAI), Teuku Zacky (selebriti dan founder Sahabat Anak Negeri), dan Norman Nugraha (Chief Agency Office Syariah PT Sun Life Financial Indonesia).
Teuku Zacky sebagai ayah dari 2 anak berpendapat bahwa menjalin komunikasi dengan anak itu sangat penting. Salah satu hal yang penting untuk dapat melakukan hal tersebut ialah orang tua harus mengenali karakter anak untuk dapat menentukan cara pendekatan dan komunikasi yang sesuai untuk tiap anak. Kalau kita berkomunikasi dengan cara yang tidak tepat, apapun yang kita sampaikan tidak akan masuk ke anak. Memposisikan diri sebagai teman bagi anak juga sifatnya krusial, karena anak cenderung akan lebih bisa menerima dan terbuka dengan lawan bicara yang seperti ini. Seperti misalnya mensejajarkan posisi tubuh, saat anak jongkok kita ikut jongkok) dan menggunakan bahasa yang mereka pahami.
Ibu Erlinda sharing mengenai banyaknya kekerasan yang terjadi pada anak-anak, dari bullying oleh teman-teman di sekolah bahkan oleh keluarga di rumah, sampai pada pelecehan seksual. Tingkat kejadian kekerasan sangat mengkhawatirkan. Di tahun 2014 saja ada lebih dari 1000 kasus kekerasan yang dilaporkan. Sebagai orangtua sebisa mungkin kita meminimalisir potensi terjadinya kekerasan dan jika pun sudah terjadi kita harus memastikan bisa memberi pertolongan yang dibutuhkan anak. Salah satu kunci utama ialah menjalin kedekatan dengan anak agar anak menjadi lebih terbuka pada orang tua, dan orang tua juga dapat segera menyadari jika ada tanda-tanda sesuatu yang “salah” terjadi pada anak. Menjadi sahabat bagi anak juga memudahkan orang tua untuk menanamkan nilai-nilai yang harus dijaga untuk menjauhkan mereka dari tindakan kekerasan.
Ibu Erlinda juga menyampaikan applause-nya untuk Sun Life Edufair yang memberikan sarana pertemuan antara orang tua dan anak dengan para pendidik baik sekolah formal maupun non-formal. Menurut beliau jika anak-anak difasilitasi dengan baik oleh orang tua-nya, potensi terjadinya hal-hal yang buruk pada anak akan jauh berkurang. Anak juga harus diikutsertakan dalam menentukan pendidikan dan kegiatan yang mereka lakukan (misalnya seperti menentukan ikut capoeira, fashion design course atau memilih sekolah).
Menurut Bapak Norman Nugraha, orang tua harus memastikan sudah melakukan perencanaan finansial untuk pendidikan anak dengan baik. Pastikan di setiap tahap pendidikan dana-nya sudah tersedia. Hampir dapat dipastikan semua orang tua ingin yang terbaik bagi anak-anaknya termasuk dalam hal pendidikan, namun pada prakteknya ada saja yang terhambat karena masalah biaya. Jangan sampai pendidikan anak terganggu masalah biaya karena kurang perencanaan yang tepat, apalagi melihat fakta bahwa setiap tahun biaya pendidikan meningkat.
0
Pemikiran bapak yang namanya tak tersebut itu keren banget mba. Dan memang susah untuk berpikiran seperti itu. Saya mengakui kok, teorinya anak dibebaskan apapun. Kenyataannya dapat nilai 5 saja untuk matematikanya, saya merasa jadi ibu yang gak becus didik anak. Padahal memang anaknya saja yang tak suka matematika huhu…
Btw fotonya kece2 semua …
waaahh ada gue di situ wkwkwk
cake cake banged fesyen shownyaa 😀
Dari acara Sun Life Edu Fair ini, saya jadi paham bahwa setiap anak memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan sebagai orang tua, wajib hukumnya mengetahui bakat dan minat anak-anak.
Banyak sekali manfaatnya untuk saya dan anak-anak setelah datang ke acara Sun Life ini.
seru banget ya acaranya mbak…talkshownya benar-benar membuka pikiran orang tua tentang anak..
Acaranyaa asik dan bermanfaat banget mbak yaa. . Khusunya buat para orang tua dalam hal mendampingi perkembangan anak. Lebih bijaksana dalam menghadapi polah anak dgn karakter yg berbeda-beda. Lebih dekat dan bisa jadi sahabat terbaik untuk anak. Mice sharing mbak ?